Minggu, 16 Desember 2012

sejarah dan peradaban sepak bola

Sepak bola Tanah Air telah selingkuh dari ideologi dasar. Dalam sejarahnya, lahirnya sepak bola tak lepas dari membangun kebanggaan dan menyatukan rasa nasionalisme atas bangsa. Namun, seiring berjalannya waktu, permurtadaan terjadi. Sepak bola dipakai sebagai alat kepentingan pribadi.



“Menilik sejarah, Soekarno (Presiden RI pertama-Red), melihat sepak bola merupakan alat yang ampuh meningkatkan rasa nasionalisme. Ideologinya, sepak bola dibangun sebagai alat perjuangan. Sehingga, sepak bola pada sejarahnya bukan sekadar olahraga, tapi juga sebagai alat membangun rasa kebanggaan terhadap bangsa,” ujar sejarahwan Universitas Indonesia, JJ Rizal, dalam diskusi bertajuk Sepak Bola dan Peradaban: Melawan status Quo di PSSI, di Kantor Kontras, Jakarta, Minggu (13/2/11)kemarin.

“Namun, dalam kemajuannya sepak bola telah menjalani pemurtadan, karena dipakai sebagai alat kepentingan politik pribadi. Jauh dari sejarah dan tujuannya,” tambah Rizal.

Sementara itu, Romo Benny Susetyo (Budayawan) menilai, sepak bola merupakan cermin peradaban. Sepak bola sekarang ini, sudah dikapling sebagai alat kepentingan. “Sepak bola telah selingkuh dengan politik. Maka, ya seperti inilah gambaran bangsa.”

“Itu terjadi karena, semua orang tahu bagaimana kekuatan sepak bola jika digunakan sebagai alat kepentingan politik. Sangat besar pengaruhnya, membentuk citra masyarakat dari sepak bola,” tambah Romo Benny.

“Supaya tak begitu, sebaiknya sepak bola dipimpin oleh orang netral. Diluar dari politisasi. Harus ada orang independen menyelamatkan sepak bola ini,” kata Romo Benny.

Hal senada juga diungkapkan, pengamat sepak bola Andi Bahctiar Yusuf. Menurutnya, sepak bola Indonesia makin terbelakang. Mengapa? Karena sepak bola tidak mengacu pada industri, melainkan sebagai alat politik.

“Bagaimana cara agar sepak bola maju? Menurut saya, tidak lagi digunakan sebagai alat kepentingan politik, tidak menggunakan dana APBD, jangan ada lagi mental korupsi, dan menuju pada sepak bola industri,” pungkas Andi.(bln/kj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar