Sementara Newcastle pun sedang menanjak performanya semenjak kedatangan pemain-pemain berkualitas dari Ligue 1 dengan budget yang bisa dibilang murah untuk standar Liga Inggris. Tim kuat Chelsea pun berhasil mereka libas 3-2 berkat dua gol dari Moussa Sissoko yang ditransfer dari Toulouse dengan “hanya” 2,2 juta pounds.
Andre Villas Boas memainkan formasi 4-4-1-1 lantaran Jermaine Defoe harus menepi karena cedera engkel. Hugo Lloris dipercaya sebagai penjaga gawang dengan dilapis oleh empat bek sejajar Walker, Dawson, Caulker, dan Naughton. Scott Parker dan Younis Dembele bermain sebagai gelandang tengah dan diapit oleh Lennon di kanan dan sang superstar Spurs Gareth Bale di kiri. Meskipun bermain sebagai gelandang kiri, pada kenyataannya Gareth Bale diberi kebebasan untuk bermain di berbagai posisi.
Wajar jika Bale ditemui di sisi kiri, tengah, maupun kanan. Lewis Holtby yang ditransfer 1,5 juta pounds dari Schalke 04 bermain sebagai number 10, dibelakang striker utama Clint Dempsey. Peran Dempsey ini menarik karena meskipun diplot sebagai penyerang tunggal, pergerakannya berfungsi sebagai false 9 untuk memberi ruang lebih bagi Bale dan Holtby.
Sementara Alan Pardew masih konsisten dengan 4-2-3-1. Semenjak menjual Demba Ba ke Chelsea, Pardew lebih suka memainkan skema striker tunggal yang diisi oleh Papis Demba Cisse. Tiga gelandang serang diisi oleh Sissoko, Jonas Guiterrez, dan Yoan Gouffran. Double pivot dipercayakan pada Perch dan Cabaye. Empat pemain di belakang tetap dihuni oleh Debuchy, Steven Taylor, sang kapten Fabio Coloccini, dan Davide Santon. Tim Krul tetap dipercaya sebagai kiper dan seperti biasa dirinya bermain gemilang dalam partai ini.
Pertandingan yang dipimpin oleh wasit Phil Dowd ini langsung panas sejak awal. Dengan formasi dan komposisi pemain yang diusung kedua kubu jelas sekali sepanjang pertandingan pertarungan sengit terjadi di lini tengah. Scott Parker saling beradu dengan Cabaye untuk mendistribusikan bola. Walaupun Tottenham akhirnya unggul 2-1 atas Newcastle, permainan tidak menunjukkan adanya dominasi dari Spurs.
Penguasaan bola berimbang dengan Tottenham sedikit unggul dengan persentase 51% berbanding 49% milik Newcastle. Shots on target Tottenham berjumlah 9 dengan empat diantaranya sumbangan dari Bale. Sementara Newcastle mampu menghasilkan 7. Gareth Bale memang menjadi pembeda penting dalam pertandingan ini. Di menit keempat, Bale sudah mampu mencetak gol melalui tendangan bebas. Gaya Bale mengambil tendangan bebas mirip dengan yang biasa dilakukan oleh Cristiano Ronaldo, memberi power pada bola melewati pagar dan menukik tajam ketika mendekati gawang sehingga menyulitkan Tim Krul untuk menghalaunya.
Newcastle langsung bereaksi dan mengambil inisiatif serangan. Akhirnya, gol pun hadir. Pemain yang oleh media Inggris dilabeli “bargain of the season” Moussa Sissoko mampu merepotkan lini belakang tuan rumah dan memberi umpan pada Yoan Gouffran yang memberi sedikit sentuhan pada bola lalu menendangnya dengan keras tanpa bisa diamankan oleh Lloris.
Menit 23 pun skor menjadi imbang 1-1. Gouffran yang dibeli dari Bordeaux dengan nilai transfer 1 juta poundsterling ini bermain bagus sepanjang pertandingan hingga akhirnya dia harus mengakhiri pertandingan lebih dahulu karena cedera setelah ditakle oleh Kyle Walker. Kabar terbaru Gouffran diindikasikan mengalami patah tulang kaki.
Setelah Gouffran keluar di pertengahan babak kedua, Newcastle sedikit kendur. AVB lalu memasukkan Emmanuel Adebayor menggantikan Holtby di menit 69. Pergantian yang terbukti sukses karena Adebayor mampu membuka ruang di lini belakang Newcastle, termasuk salah satunya memudahkan Bale untuk memperoleh peluang mencetak gol keduanya.
Memasuki menit 77, Spurs melancarkan serangan balik. Bola liar di dekat garis tengah hasil duel Adebayor dengan Taylor berhasil diambil lebih dahulu oleh Bale yang kemudian mengalahkan Coloccini dalam adu sprint. Bale pun tanpa banyak kesulitan memasukkan bola ke gawang Krul. Gol ini mengingatkan pada gol yang dicetak Younis Mahmoud ke gawang Indonesia setelah mengalahkan Wahyu Wijiastanto dalam duel lari.
Kemenangan ini bernilai penting bagi Tottenham Hotspur dan Gareth Bale. Dengan raihan tiga poin, Tottenham kini aman di posisi keempat dengan 48 poin dari 26 laga dan berselisih satu poin dengan Chelsea yang berada di peringkat ketiga. Masuk zona Liga Champions adalah target utama Spurs karena kalau tidak keuangan klub bisa terganggu. Laporan Delloitte Football Money League 2013 menunjukkan adanya penurunan pendapatan klub hingga 2,8 juta euro, salah satunya karena Spurs tidak jadi berlaga di Liga Champions. Ancaman yang tidak kalah berbahaya adalah keinginan Bale untuk pindah ke klub lain jika Tottenham tidak berlaga di pentas terakbar sepak bola Eropa tersebut.
Bagi Bale, dua gol yang dia cetak membuktikan kalau dia tidak lagi mandul di rumah sendiri. Sebelum menghadapi Newcastle, Bale hanya mencetak 2 dari total 11 gol nya musim ini di White Hart Lane. Kini, dengan 13 gol, Bale hanya kalah dari Robin Van Persie, Luiz Suarez, Michu, dan Demba Ba dalam urusan mencetak gol di EPL.
Kemenangan ini juga menjadi catatan tersendiri bagi AVB. Rekornya tidak pernah kalah di EPL bertambah panjang menjadi 10 pertandingan tanpa kalah dimana dia berhasil meraih enam kemenangan dan empat hasil imbang. AVB pantas senang dengan kemenangan ini tetapi tetap harus waspada. Dengan 11 pertandingan tersisa, Arsenal yang memiliki 44 poin, Everton (41), dan Liverpool (36) masih sangat mungkin mengkudeta tiket ke Liga Champions. Salah satu hal yang patut dipertahankan oleh AVB adalah memberi Bale kebebasan bermain. Ketika diberi free role, terbukti Bale lebih bermanfaat bagi Spurs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar